Breaking News

Monday, February 2, 2015

Oarfish Mati, Pertanya Akan Bencana Alam?

Oarfish raksasa merupakan ikan yang sangat sulit ditemukan, karena ikan ini hidup di dasar laut. Namun, baru-baru ini telah terdampar dua Oarfish dengan ukuran raksasa di pantai Catalina, California selatan.


Ikan pertama ditemukan dengan panjang 5,5 meter, dan yang kedua sepanjang 4,3 meter. Hal ini terntu menimbulkan kecurigaan dan rumor di masyarakat, bahwa kemunculannya merupakan pertanda akan adanya bencana gempa bumi.

Sebelumnya pada tahun 2011, fenomena oarfish terdampar di pantai terjadi di Jepang, dimana sekitar 20 oarfish terdampar di pantai. Dan setelahnya, terjadilah bencana gempa 8,8 skala richter yang disusul dengan tsunami, seperti dikemukakan Mark Benfield, seorang peneliti dari Universitas Louisiana, kepada Livescience.

Oarfish di Jepang dikenal dengan Ryugu no Tsukai atau utusan dari dewa laut.

"Ikan yang hidup di dasar laut sangat sensitif terhadap pergerakan sesar aktif, dari pada ikan yang hidup di permukaan," uxap Kiyoshi Wadatsumi, spesialis seismologi ekologi.

Hewan sangat sensitif
Ini bukan pertama kali hewan bisa memprediksi terjadinya bencana gempa bumi. Dalam sebuah catatan sejarah Helike, sebuah kota Yunani Kuno, selama musim dingin 373 SM, semua tikus, ular, kelabang, kumbang dan makhluk melata lainnya pergi dari kota tersebut. Dan setelah kepergian hewan-hewan tersebut, terjadilah gempa bumi dahsyat. Dan kota tersebut hancur dan menghilang.

Demikian pun yang terjadi di bulan Februari 1975 di China, satu hari sebelum bencana gempa 7.3 skala Richter terjadi, ular-ular meninggalkan persembunyiannya.

Hewan bisa mendeteksi gempa?
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap kodok, yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal Lingkungan dan Kesehatan tahun 2011. Kodok bisa mendeteksi frekuensi sangat rendah (VLF) radio, yang terjadi di ionosfer. Dan perilaku kodok tersebut berubah ketika terjadi getaran tersebut.

Walaupun demikian, peneliti belum mau menyimpulkan bahwa, binatang mampu memprediksi gempa. "Ini bukan cara untuk memprediksi gempa bumi," kata Catherine Dukes kepada Livescience. "Tapi ini cara untuk memperingatkan bahwa sesuatu telah terjadi di dalam bumi, entah itu longsor, gempa bumi, atau sesuatu lainnya," tambahnya.

No comments:

Post a Comment

Designed By Blogger Templates